" Ambalat bukan sekadar hamparan laut biru di ujung timur laut Kalimantan. Di balik tenangnya ombak, tersimpan potensi sumber daya besar dan taruhan harga diri bangsa. Sengketa maritim dengan Malaysia kembali mencuat, memaksa Indonesia untuk menegaskan kedaulatan lautnya. "
Sengketa Ambalat telah berlangsung sejak awal 2000-an, berakar pada perbedaan persepsi batas maritim kedua negara. Indonesia menyebut wilayah ini sebagai Ambalat, sementara Malaysia menolaknya dan memilih istilah “Laut Sulawesi” yang sejalan dengan klaim mereka terhadap blok minyak dan gas di kawasan tersebut. Posisi geografis Ambalat yang strategis, kaya sumber daya energi dan berada di jalur pelayaran internasional, menjadikannya rebutan bernilai tinggi.
Ketegangan terbaru mencuat setelah Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan, “Kami akan bernegosiasi secara proper, tanpa menyerah. Kami akan pertahankan setiap inci Sabah.” Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto merespons dengan sikap tegas namun mengedepankan diplomasi: penyelesaian sengketa harus dilakukan damai, tanpa mengorbankan kedaulatan Indonesia.
TNI Angkatan Laut terus meningkatkan patroli di wilayah perbatasan perairan Ambalat. Kapal-kapal perang dikerahkan siang dan malam, memastikan tidak ada pelanggaran yang mengancam kedaulatan negara. Dari dek kapal hingga garis pantai, bendera Merah Putih tetap berkibar sebagai simbol kehadiran dan komitmen Indonesia.
Meski kedua negara tengah menjajaki skema joint development untuk memanfaatkan sumber daya Ambalat bersama, Indonesia menegaskan bahwa kerja sama ini tidak menghapus status wilayah sebagai bagian dari NKRI. Pemerintah memilih melanjutkan pembicaraan diplomatik daripada membawa sengketa ini langsung ke jalur hukum internasional, sambil terus mengamankan perairan dengan kekuatan militer.
Ambalat kini menjadi ujian nyata bagi diplomasi dan ketegasan Indonesia. Keberhasilan menjaga wilayah ini akan menjadi contoh bagi ASEAN bahwa sengketa dapat diselesaikan secara dewasa tanpa kehilangan kedaulatan. Bagi rakyat Indonesia, ini adalah pengingat bahwa laut kita bukan sekadar peta di atlas, melainkan warisan yang harus dijaga.
NKRI Harga Mati!
Komentar
Posting Komentar